Hikmah Dari Keruntuhan Ekonomi Global
Keruntuhan Ekonomi Global itu Sudah
Terjadi. Hanya saja sistem ekonomi ini masih bisa berjalan walau tertatih-tatih
karena masih adanya kebijakan Pemerintah Iran dengan minyaknya kepada Barat
sehingga petrodollar masih bisa bertahan hingga
saat ini.
Namun pertanyaannya adalah sampai kapan
Iran akan sanggup memenuhi permintaan Barat, dimana Baratlah yang merupakan
pusat peradaban Industri modern dimana minyak adalah jantungnya.
Jam dinding pun terus berdetak dimana
sistem keuangan global yang berbasis ilusi/fiktif ini layaknya gelembung balon
gas yang siap meletus kapan saja.
Oleh karena itu sebagai langkah terakhir
dalam menyelamatkan diri mereka para elit global (rentenir berkedok
manusia berdasi yang tergabung dalam organisasi Bilderberg) yang menguasai dan
mengelola sistem keuangan dunia melalui institusi yang bernama Bank Dunia, IMF
dan Federal Reserve ini, maka diutuslah kacung-kacung atau boneka mereka di
setiap bank sentral atau pemerintah yang berada di Negara-Negara yang mereka
kuasai untuk menerapkan kebijakan-kebijakan yang kelihatannya sebagai solusi
yang tebaik dalam menghadapi krisis ekonomi global yang ada di depan.
Mekanisme marketing dan subversinya pun
tentu sudah dipersiapkan dengan bahasa hipokrasi yang tentu saja akan menipu
banyak masyarakat kecil di belahan dunia ini. Narasinya pun akan serupa yaitu
dengan alasan krisis ekonomi global yang dipacu karena jatuhnya nilai komoditas
terhadap nilai dollar sehingga dibutuhkan percepatan produksi dan kuantitas
serta kualitas dari setiap komoditas subtansial yang ada di setiap negara, oleh
karena itu setiap Bank Sentral melalui otoritas jasa keuangan disetiap negara
akan menerapkan beberapa program utama antara lain peningkatan program kredit
usaha rakyat melalui penurunan signifikan terhadap suku bunga kredit usaha
terutama yang menggunakan jaminan berupa emas dan atau tanah/lahan sehingga
tingkat produktifitas dalam penghasilan komoditi akan terus meningkat.
Dan ketika balon gas tersebut meledak,
KABOOM!!! Kebijakan Bail in pun akan dilakukan dengan alasan untuk
menyelamatkan Negara dan setiap elemen bangsa terutama masyarakat wajib
berpartisipasi dalam momen tersebut sehingga harta berupa emas, komoditi,
tanah/lahan yang telah menjadi jaminan rakyat untuk mendapatkan kredit
sepenuhnya akan menjadi hak dan milik Bank Sentral di Negara tersebut.
Namun yang menjadi pertanyaan utama
adalah: Adakah masyarakat di negara ini mengetahui bahwa Bank Sentral di
Negara mereka bukanlah milik Negara mereka melainkan milik perusahaan
(korporasi) global atau telah diprivatisasi sejak krisis moneter pada era tahun
1998 yang lalu? Baca: Uang Kertas, Bretton Woods,Petrodollar, Suriah dan Perang Dunia III
Pantas saja para ilmuwan ekonom dunia
telah jauh hari memprediksi bahwasanya sistem ekonomi global yang telah
berjalan dengan sombongnya saat ini bagai balon gas yang siap meledak kapanpun.
Dampak atau Implikasinya adalah Depresi
Terbesar di abad ke 21 yang tentu saja akan memicu implikasi terbesarnya yaitu
Perang. Perang melawan Russia dan China yang telah jauh hari sebelumnya
meninggalkan petrodollar dan Bank Dunia serta IMF-nya lalu menciptakan sistem
ekonomi sendiri berbasis barter yaitu BRICS (Brasil, Russia, India, China &
South Africa).
Namun apapun bisa terjadi di masa yang
sudah dekat karena inilah yang disebut oleh Rasulullah [saw] sebagai huru hara
akhir zaman dimana manusia akan berlomba lomba memperebutkan kekuasaan akan
segunung emas hitam di bawah sungai Eufrat (minyak bumi) dan semua akan
mengklaim bahwa merekalah pemenangnya, 99 dari 100 yang bertikai akan musnah
dan untuk umatku (Muslim) diwajibkan untuk menjauh atau tidak terlibat dalam
pertikaian tersebut. Solusi yang diberikan Beliau [saw] sangatlah sederhana
yaitu dengan mempelajari dan berusaha memahami isi dan maksud serta berbagai
pelajaran dan perumpamaan yang tersirat dari Surah Al Kahf bagi mereka yang
berpikir, bagi mereka yang bersabar, bagi mereka yang yakin (beriman) kepada
yang ghaib. Karena masa depan pun adalah bagian penting dari yang Maha Ghaib.
Siapa
yang menguasai Sistem Keuangan Dunia maka merekalah yang memegang Kontrol
terhadap Kekuasaan dan Kebijakan Dunia.
Lalu apa hikmah di balik ini semua?
Memohonlah kepada Allah agar diberikan
cahaya tentang sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh hati, sesuatu yang hanya
bisa didengar dan dipahami oleh hati, maka Dia akan datang tidak hanya dengan
jawaban tapi dengan segala bentuk ilmu dan cahaya-Nya.
Janganlah menjadi manusia bodoh yang
hanya datang kepada Allah agar diberi kesuksesan harta dunia, istri yang cantik
sehingga mendapat gelar orang paling hebat dan penyumbang zakat dan pendiri
rumah ibadah termewah. Mereka inilah manusia manusia yang mengira telah berbuat
sebaik-baiknya namun kenyataannya di hari akhir merekalah manusia yang paling
merugi bahkan lebih merugi dari mereka yang kafir kepada Allah.
(Al Qur’an
Surah Al Kahf)
Lihatlah hari ini, betapa bodohnya
manusia menilai harga diri mereka dari berapa banyaknya harta yang mereka
miliki/simpan, menilai kesuksesan mereka dari betapa megahnya rumah mereka,
betapa mewahnya ornamen-ornamen kehidupan mereka. Tanpa memperdulikan lagi
sumbernya darimana, tanpa peduli lagi akan aturan dan hukum yang diterapkan
oleh agamanya, tanpa memperdulikan lagi unsur kebaikan yang berada di dalam
hati mereka. Kebaikan dan suara hati telah mereka buang ke tempat sampah demi
mencapai itu semua. Inilah yang disebut Allah sebagai manusia yang bodoh
(ignorance) atau jahiliyah dalam bahasa Arab.
Pada kenyataannya Allah melihat dan
menilai diri kita dari ilmu, wawasan, karakter, kepribadian, isi hati dan
empati diri terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita baik manusia, jin,
flora, fauna dan alam sekitarnya sehingga dan sampai tak satupun aktifitas diri
dan kebijakan yang dipilih akan berdampak kerusakan terhadap diri sendiri yang
tentu saja akan berdampak kerusakan terhadap segala sesuatu di sekitarnya.
Semua ini terjadi karena pengikisan akal
pikiran, nalar dan nurani terhadap keyakinan akan hal-hal yang ghaib dalam
hidup kita seperti keyakinan akan kekalnya hari akhir, keyakinan akan adanya
setan dan malaikat di sisi kiri dan kanan, keyakinan akan adanya jin di sekitar
kita dimana ada yang baik dan ada yang jahat, keyakinan akan adanya hari penghakiman,
keyakinan akan adanya surga dan neraka, keyakinan terhadap adanya Tuhan yang
Maha Kuasa Maha Pemberi Bencana Maha Pemberi Hukum, dll. Hal-hal ghaib ini
telah luput dari keyakinan mereka karena ilusi keindahan materialisme dunia
yang semakin membutakan mata hati mereka. Bahkan pada akhirnya hal ini pun
hanya menjadi sebuah ajang cerita dan dongeng atau bahkan menjadi bahan candaan
dan olok-olokan bagi sebagian besar (mayoritas) manusia hari ini. Dan inilah
realita kehidupan yang kita jalani hari ini, dimana dunia ini telah dipenuhi
oleh manusia (mayoritas) ini.
Bertaubatlah dan Hijrahlah meski harus
merangkak di gunung es, dan jadikan pembelajaran dan pemahaman dari cahaya
Allah yang bersumber dari Surah Al Kahf dan keseluruhan Al Qur’an serta Al
Kitab sebagai satu-satunya solusi bagi mereka yang berpikir.
Dan ketika kamu sedang berada di
persimpangan jalan, maka ketahuilah Allah sedang menunjukkan jalan dan
cahaya-Nya kepadamu. Jangan berdiam diri di persimpangan jalan tersebut,
ikutilah cahayaNya meski harus mengorbankan segala sesuatunya yang ada di
sekitar kamu saat ini, karena apalagi yang lebih indah dan lebih kekal selain
keindahan dari cahaya Allah?
Semoga Tuhanku menyempurnakan
petunjukNya yang lurus kepada kami agar kami lebih dekat (kebenarannya)
daripada ini semua. Insya Allah…
Oleh: Maulana
Awaluddin
Baca Juga
Posting Komentar
Posting Komentar