-->

Iklan Billboard 970x250

Arisan Demokrasi

Iklan 728x90

Arisan Demokrasi

Dalam lima tahun ke depan, 30% pekerjaan di bank bisa menghilang. Demikian prediksi Vikram Pandit, bekas bos Citi Group.
Bank, menyimpan uang orang lain, untuk memborong properti lalu menawarkan teknologi digital agar uang yg sudah di tabung oleh nasabah tak di tarik secara fisik, sehingga yang menabung tak merasa bahwa uangnya sedang di gunakan bank untuk memborong semua properti secara diam-diam, kemudian diputar.
Selain itu, Bank menggunakan uang para penabung sendiri "untuk di hutangkan" dengan tetap menawarkan ke nasabah untuk tidak menggunakan uang fisiknya, agar bank tidak perlu membeli Surat Hutang agar tersedianya uang secara fisik, atau lebih sedikit penggunaan uang fisik lebih baik sehingga bank memiliki kesempatan banyak memanipulasi uang yang beredar sehingga memenangkan "monopoli atas aset2 properti oleh keluarganya sendiri-sendiri, inilah yg di sebut "negara di dalam negara", kekuasaan di balik kekuasaan.
Lalu, selain keluarga bankir memiliki bank, mereka juga diam-diam memiliki yayasan-yayasan sosial untuk menyembunyikan uang hasil keuntungannya di dalam ruang bawah tanah yayasan-yayasan sosial, dengan tetap menggunakan uang para nasabah yang menabung di bank-banknya, untuk di putar menghasilkan keuntungan aset, alias menciptakan aset dengan menggunakan uang para penabung yang menganggur cukup lama di bank2 itu sendiri. Jadi, semua salah para penabung, karena para penabung tidak tahu, bahkan seorang presiden pun juga tidak tahu sistem pencurian ini, yang ada seorang presiden juga ditipu dengan hutang, yang pada dasarnya hutang itu akan di bayar oleh tenaga kerjanya, bukan oleh presiden bersama para politisi yang telah "mempopularkannya", mereka secara bersama-sama juga mendapat aset melalui permainan ini. Paling di potong pajak, masuk ke kas negara untuk di putar lagi oleh partai pemenang pemilu sebagai pemegang tender kontrak. Inilah yang disebut "Arisan Demokrasi".
Dan hari ini, Para Bankir Mengendalikan Suara Demokrasi melalui Pengendalian Aset Publik! Untuk menseleksi Pilihan Kandidat yang "dipopularkan" naik ke atas panggung hiburan demokrasi, penipuan sistemik.
Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Iklan Tengah Post

Iklan 300x250