Tak Pekerjakan Warga Saudi, Ribuan Toko Ponsel Ditutup
Dalam rangka membuka peluang kerja lebih banyak untuk warga Saudi dan mengurangi 50 persen tenaga kerja asing di sektor ritel telekomunikasi, pihak berwenang di Kerajaan Arab Saudi telah menutup tidak kurang dari 1.864 toko ponsel.
Dilansir Arab News Jumat (19/8/2016), menurut data statistik yang dirilis Kementerian Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial, toko ponsel yang ditutup karena tidak mematuhi kebijakan pengurangan tenaga kerja asing paling banyak ada di Makkah dengan jumlah 508, diikuti kemudian oleh Asir dengan 499 toko, Provinsi Timur 203 toko, Madinah 195 toko, Qassim 165 toko, dan Riyadh 84 toko. Najran merupakan daerah dengan jumlah toko paling sedikit yang ditutup karena melanggar aturan tersebut.
Kementerian Dalam Negeri, Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial, Perdagangan dan Investasi, Urusan Pemerintah Daerah dan Pedesaan, serta Kementerian Komunikasi dan TI telah bersama-sama mendesak para pengusaha penjualan ponsel untuk mengurangi tenaga kerja asing dan menggantinya dengan orang Saudi.
Setelah menggelar kampanye besar-besaran seantero negeri, sebanyak 883 toko penjual ponsel dan asesoris telekomunikasi, diberi peringatan akan ditutup permanen jika mereka terus mengabaikan regulasi untuk mempekerjakan orang Saudi.
Dr. Fahad Al-Owaidi, wakil menteri untuk urusan inspeksi dan perbaikan lingkungan kerja di Kementerian Tenaga Kerja, mengatakan penutupan toko pada tahap pertama nasionalisasi di bidang telekomunikasi itu dilakukan terhadap badan-badan usaha yang menolak mengikuti peraturan dan menolak memberikan kesempatan warganegara Saudi untuk membuktikan kemampuannya bekerja di bidang itu.
Pihak kementerian mengulangi kembali seruannya agar para pemilik usaha segera melakukan pengurangan jumlah pekerja asing sebelum batas waktu yang diberikan berakhir, atau akan terkena sanksi berupa penutupan tempat usaha.
Konsumen juga diminta aktif melakukan pelaporan atas toko-toko yang melakukan pelanggaran lewat situs online yang disediakan pemerintah.
Arab Saudi membuat program pembangunan Visi 2030 dalam rangka mengurangi ketergantungan negara itu terhadap sektor migas. Salah satu langkahnya adalah dengan lebih memberdayakan sumber daya manusia yang dimilikinya, antara lain mempekerjakan sebanyak-banyaknya warganegara sendiri dan mengurangi jumlah tenaga kerja asing.
Saat ini jutaan orang asing mengisi sebagian besar lapangan pekerjaan di Arab Saudi, mulai dari pekerjaan tingkat rendah seperti penyapu jalan dan pembantu rumah tangga, hingga profesional berketrampilan tinggi seperti dokter.*
Baca Juga
Posting Komentar
Posting Komentar